Danau Tempe

 Danau Tempe
Danau Tempe di Wajo, Sulawesi Selatan, layak untuk dikunjungi para traveler. Informasi Pariwisata Nusantara yang dirilis Kemenparekraf menyebutkan inilah danau penghasil ikan air tawar terbesar di dunia.

Danau Tempe merupakan danau penghasil ikan air tawar terbesar di dunia. Uniknya, di danau ini terdapat puluhan rumah terapung. Jika berkunjung ke sini, Anda bisa berwisata perahu menyusuri Danau Tempe.

Bingung atau penasaran tempat apa yang bisa dikunjungi di Kabupaten Wajo? Danau Tempe adalah jawabannya. Danau Tempe terletak di Kecamatan Tempe, sekitar 7 km dari Kota Sengkang, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan.

Uniknya, ini merupakan danau penghasil ikan air tawar yang diklaim terbesar di dunia. Jika berkunjung ke Danau Tempe, Anda bisa melihat jaring–jaring penangkap ikan dipasang di sekitar danau. Danau Tempe bisa dijangkau menggunakan perahu motor berkapasitas 6 orang.

Terik matahari di siang itu tidak menyurutkan niat saya bersama kawan–kawan dari Makassar Backpacker, untuk melanjutkan perjalanan menyusuri Danau Tempe. Danau Tempe adalah tempat pemberhentian kami selanjutnya, sebelum melanjutkan perjalanan menuju desa Pusat Tenun Sutra, Sengkang.

Karena jumlah rombongan yang ikut lumayan banyak, kami akhirnya menyewa 5 perahu. Setelah tawar–menawar, satu perahu dipatok dengan harga Rp 90.000. Wisata perahu Danau Tempe sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari, karena di siang hari matahari sangat panas menyengat.

Di sepanjang Danau, Anda bisa menyaksikan aktivitas sehari–hari penduduk setempat. Sebagai penghasil ikan air tawar terbesar, danau ini menjadi sumber mata pencaharian mereka. Penduduk memanfaatkan air danau untuk minum, mencuci dan mandi.

Selain itu, lahan di sekitar danau sangat subur. Lahan tersebut dimanfaatkan penduduk untuk ditanam jagung dan sayuran. Setelah 30 menit berperahu, akhirnya kami sampai di Kampung Terapung. Dinamakan Kampung Terapung karena di sini terdapat puluhan rumah yang mengapung, dibangun di atas air.

Kami menyempatkan mampir di salah satu rumah penduduk untuk berteduh dari terik matahari yang panas. Sambil berbagi cerita perjalanan sesama teman backpacker, pemilik rumah menyuguhkan kami minuman hangat dan makanan ringan.

Sebagian besar rumah apung memiliki dinding yang dari bambu dan tidak bersekat. Rumah apung tidak berbilik sehingga aktivitas makan dan tidur dilakukan di satu ruangan. Dapur dan kamar kecil terletak di bagian belakang rumah.

Aktivitas sehari–hari seperti memasak, mandi dan lainnya dilakukan di atas danau. Meski semua aktivitas dilakukan di atas air, penduduk setempat masih ada yang memelihara hewan peliharaan seperti ayam atau kucing layaknya di darat.

Kandang hewan peliharaan ditempatkan di kolong atau bawah rumah. Aktivitas penduduk di Danau Tempe masih tergolong alami. Sebagian besar menggantungkan hidupnya sebagai nelayan dan yang lain menggarap lahan di sekitar danau.

Keunikan lain yang bisa kita temui di Danau Tempe yakni Anda bisa menyaksikan burung belibis dan aneka jenis burung yang bermigrasi. Danau Tempe merupakan habitat berbagai jenis burung.

Untuk menuju Danau Tempe Anda bisa naik perahu dari Sungai Walanae. Waktu tempuh perjalanan sekitar 30 menit untuk bisa sampai di Kampung Terapung.

No comments:

Post a Comment