Sulawesi Selatan merupakan salah satu Provinsi di Indonesia bagian timur, Ibukota Makassar yang menjadi Kota Terbesar No. 4 di Indonesia. Sulawesi Selatan memiliki banyak Objek Wisata, hanya sebahagian kecil yang sudah di kenal sampai ke Manca Negara. Aneka Ragam Budaya, Keindahan Alam
menjadi salah satu pendukung Provinsi menjadi pilihan tempat liburan anda bersama keluarga.
Pantai Losari Makassar
Diseluruh Indonesia, hanya ada satu
pantai yang dapat menyaksikan sunrise dan sunset di satu titik berdiri
yang sama. “Pantai itu yakni pantai Losari, Makasar”. Lepas dari itu,
pantai Losari adalah salah satu pantai paling resik dan apik yang pernah
saya lihat, dan hebatnya lagi pantai ini berada tepat di jantung kota
besar. Waktu paling ideal mengunjungi pantai Losari adalah sore hari
antara jam 15.00 hingga jam 21.00. Banyak yang datang kemari untuk duduk
duduk menikmati pantai yang bersih, jogging disepanjang pedestrian
sejauh 500m, atau makan di warung warung yang telah direlokasi oleh
Pemda setempat (diujung paling selatan pantai). Tua muda akan datang
kemari menikmati matahari terbenam disini sambil membeli makanan dari
pedagang. Jika suka jogging, tempat ini juga sangat ideal. Udara bersih
dan angin bertiup tanpa henti, matahari yang merah keemasan menyapu
wajah manusia yang duduk bibir pantai.
Anjungan Pantai Objek Wisata Losari Makassar – Sulawesi Selatan
Taman Nasional Bantimurung
Objek Wisata Taman Nasional Bantimurung
Bulusaraung Sulawesi Selatan ini berada di Kota Maros, perjalanan
melalui darat sekitar 1 jam. Objek Wisata ini sangat terkenal di
Provinsi Sulawesi Selatan, dan menjadi tempat Wisata Favorit di Provinsi
ini. Di tahun 1856-1857 seorang naturalis Inggris yang terkemuka,
Alfred Russel Wallace menghabiskan sebahagian hidupnya yang sangat
menyenangkan di kawasan ini, menangkap banyak jenis kupu-kupu,
burung-burung, dan serangga langka. Diantara kupukupu yang tertangkap
adalah jenis Papillo Androcles salah satu jenis kupu-kupu yang terbesar
dan sangat langka berekor seperti burung layang-layang. Penjelasan
secara rinci tentang kawasan ini menarik perhatian Para arkeolog.
Besarnya perhatian para peneliti dari mancanegara membuat Bantimurung
tempat favorit untuk melakukan penelitian dan rekreasi keluarga.
Objek Wisata Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung Sulawesi Selatan
Objek Wisata Air Terjun Bantimurung Maros – Sulawesi Selatan
Pintu Gerbang Objek Wisata Bantimurung Sulawesi Selatan
Penangkaran Kupu – Kupu di Bantimurung Maros – Sulawesi Selatan
Pulau Samalona
Pulau Samalona merupakan wilayah Kota
Makassar yang luasnya sekitar 2,34 hektar. Pulau ini merupakan salah
satu objek wisata bahari yang banyak dikunjungi wisatawan lokal maupun
mancanegara. Kawasan pulau ini sangat bagus utuk menyelam, karena di
sekelilingnya terdapat karang-karang laut yang dihuni beraneka ragam
ikan tropis dan biota laut lainnya. Pulau ini berjarak sekitar 6,8 Km
dari Kota Makassar yang dapat ditempuh sekitar 20 – 30 menit dengan
menggunakan speed boot. Di lokasi ini juga terdapat beberapa penginapan
sederhana berbentuk rumah panggung yang dapat menampung sekitar 20
orang. Selain itu, tersedia juga beberapa warung makanan yang
menyediakan aneka ragam seafood segar.
Objek Wisata Pulau Samalona Sulawesi Selatan
Benteng Somba Opu
Benteng Somba Opu dibangun pada tahun
1525 oleh Sultan Gowa ke IX. Benteng ini merupakan pusat perdagangan dan
pelabuhan rempah-rempah yang ramai dikunjungi pedagang dari Asia dan
Eropa. Pada tahun 1669, benteng ini dikuasai oleh VOC kemudian
dihancurkan hingga terendam oleh ombak pasang. Tahun 1980-an, benteng
ini ditemukan kembali oleh sejumlah ilmuawan. Dan pada tahun 1990,
benteng ini direkonstruksi sehingga tampak lebih baik. Kini, Benteng
Somba Opu menjadi sebuah objek wisata bersejarah di Kota Makassar yang
di dalamnya terdapat beberapa bangunan rumah adat Sulawesi Selatan yang
mewakili suku Bugis, Makassar, Mandar, dan Toraja. Selain itu, terdapat
juga sebuah meriam dengan panjang 9 m dan berat 9.500 kg serta sebuah
museum yang berisi benda-benda bersejarah peninggalan Kesultanan Gowa.
Objek Wisata Sejarah Benteng Somba Opu Sulawesi Selatan
Benteng / Fort Rotterdam
Fort Rotterdam ini awalnya dibangun pada
tahun 1545 oleh Raja Gowa X dengan nama Benteng Ujung Pandang. Di
dalamnya terdapat rumah panggung khas Gowa di mana Raja dan keluarganya
tinggal. Pada saat Belanda menguasai are Banda dan Maluku, mereka
mutuskan untuk manaklukkan Kerajaan Gowa agar armada dagang VOC dapat
masuk dan merapat dengan mudah di Sulawesi. Dalam usahanya menaklukkan
Gowa, Belanda menyewa pasukan dari Maluku. Selama setahun lebih Benteng
digempur, akhirnya Belanda berhasil masuk serta menghancurkan rumah Raja
dan seisi Benteng. Pihak Belanda memaksa sultan Hasanuddin untuk
menandatangani Perjanjian Bongaya pada tahun 1667, dimana salah satu
pasal dalam perjanjian tersebut mewajibkan Kerajaan Gowa menyerahkan
Benteng kepada Belanda.
Setelah Benteng diserahkan kepada Belanda, Benteng kembali dibangun dan ditata sesuai dengan arsitektur Belanda kemudian namanya diubah menjadi Ford Rotterdam. Benteng ini kemudian digunakan sebagai pusat pemerintahan dan penampungan rempah-rempah di Wilayah Indonesia Timur. Pada masa penjajahan Jepang, Benteng ini difungsikan sebagai pusat studi pertanian dan bahasa. Kemudian TNI dijadikan sebagai pusat komando.
Di dalam Benteng ini terdapat beberapa ruang tahanan/penjara yang slaah satunya digunakan untuk menahan Pangeran Diponegoro. Selain itu, terdapat juga sebuah gereja peninggalan Belanda dan Meseum La Galigo yang menyimpan kurang lebih 4.999 koleksi. Koleksi tersebut meliputi koleksi prasejarah, numismatic, keramik asing, sejarah, naskah, dan etnografi. Koleksi Etnografi ini terdiri dari berbagai jenis hasil teknologi, kesenian, peralatan hidup dan benda lain yang dibuat dan digunakan oleh suku Bugis, Makassar, Mandar, da Toraja. Saat ini, selain sebagai tempat wisata bersejarah, Benteng ini juga dijadikan sebagai pusat kebudayaan Sulawesi Selatan.
Setelah Benteng diserahkan kepada Belanda, Benteng kembali dibangun dan ditata sesuai dengan arsitektur Belanda kemudian namanya diubah menjadi Ford Rotterdam. Benteng ini kemudian digunakan sebagai pusat pemerintahan dan penampungan rempah-rempah di Wilayah Indonesia Timur. Pada masa penjajahan Jepang, Benteng ini difungsikan sebagai pusat studi pertanian dan bahasa. Kemudian TNI dijadikan sebagai pusat komando.
Di dalam Benteng ini terdapat beberapa ruang tahanan/penjara yang slaah satunya digunakan untuk menahan Pangeran Diponegoro. Selain itu, terdapat juga sebuah gereja peninggalan Belanda dan Meseum La Galigo yang menyimpan kurang lebih 4.999 koleksi. Koleksi tersebut meliputi koleksi prasejarah, numismatic, keramik asing, sejarah, naskah, dan etnografi. Koleksi Etnografi ini terdiri dari berbagai jenis hasil teknologi, kesenian, peralatan hidup dan benda lain yang dibuat dan digunakan oleh suku Bugis, Makassar, Mandar, da Toraja. Saat ini, selain sebagai tempat wisata bersejarah, Benteng ini juga dijadikan sebagai pusat kebudayaan Sulawesi Selatan.
Objek Wisata Sejarah Fort Rotterdam Sulawesi Selatan
Makam Pangeran Diponegoro
Pangeran Diponegoro adalah putra sulung
dari sultan Hamengku Buwono III Yogyakarta, yang lahir pada tanggal 1
Nopember 1785. Beliau aktif berjuang melawan penjajah di pulau Jawa
tahun 1825-1830. Perang bermula dari penolakanya terhadap kebijaksanaan
kolonial Belanda yang mengikat pajak dan pola aturan kepemilikan tanah
yang tidak adil. Pada tahun 1845 beliau ditangkap dan dipenjarakan di
benteng Rotterdam Makassar, kemudian diasingkan ke Manado, setelah
beberapa saat di Manado beliau dikembalikan lagi ke Makassar dan wafat
tanggal 8 Januari 1855 di Makassar. Makam Pangeran Diponegoro, yang
berdampingan dengan istrinya, Raden Ayu (RA) Ratna Ningsih cukup
menonjol dibanding makam lainnya. Makam setinggi dua meter itu
dilengkapi cungkup berbentuk bangunan khas Jawa yang bergaya Joglo.
Terletak di Jl. Diponegoro No.55 kelurahan Melayu Kec. Wajo. Dapat
dijangkau dengan berbagai macam kendaraan, dekat dengan pusat
perbelanjaan.
Makam Pangeran Diponegoro Sulawesi Selatan
Tanah Toraja
Tanah Toraja, merupakan obyek wisata
yang terkenal dengan kekayaan budayanya. Kabupaten yang terletak sekitar
350 km sebelah Utara Makassar ini sangat terkenal dengan bentuk
bangunan rumah adatnya. Rumah adat ini bernama TONGKONAN. Atapnya
terbuat dari bambu yang dibelah dan disusun bertumpuk, namun saat ini
banyak juga yang menggunakan seng. Tongkonan ini juga memiliki strata
sesuai derajat kebangsawanan masyarakat seperti strata emas, perunggu,
besi dan kuningan.
Objek Wisata Rumah Adat Toraja Sulawesi Selatan
Kuburan Batu Londa Toraja Sulawesi Selatan
Londa adalah bebatuan curam di sisi
makam khas Tana Toraja. Salah satunya terletak di tempat yang tinggi
dari bukit dengan gua yang dalam dimana peti-peti mayat diatur sesuai
dengan garis keluarga, di satu sisi bukit lainya dibiarkan terbuka
menghadap pemandangan hamparan hijau. Terletak sekitar 5 Km ke arah
selatan dari Rantepau.
No comments:
Post a Comment